Mempawah, 24 Agustus 2025 – Kondisi perairan di muara Jungkat, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah, dikenal memiliki tingkat pasang surut air yang berubah setiap harinya. Perbedaan ketinggian air tersebut kerap menimbulkan risiko bagi kapal yang melintas, terutama potensi kapal kandas di jalur alur pelayaran. Untuk mengantisipasi hal itu, Kapal Patroli (KP) PENATA VI-1006 memberikan himbauan kepada para nahkoda dan anak buah kapal (ABK) agar selalu waspada dan memperhatikan faktor keselamatan sebelum berlayar.
Personel KP. PENATA VI-1006 menegaskan pentingnya para pelaut untuk rutin memperbarui informasi cuaca serta data debit air pasang surut yang telah disediakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Selain itu, nahkoda diminta memahami dengan baik alur pelayaran di muara Jungkat, membangun komunikasi dengan pihak kepanduan, serta memperhatikan tabel pasang surut dan jalur lalu lintas pelayaran yang berlaku.
“Apabila kapal kandas, tentu akan menghambat keluar masuknya kapal lain yang melintas di muara Jungkat. Karena itu, kami imbau seluruh nahkoda dan ABK agar benar-benar memahami kondisi perairan sebelum melakukan pelayaran,” ujar Aipda Alex, Danpal KP. PENATA VI-1006.
Lebih lanjut, Aipda Alex juga menekankan bahwa dalam kondisi darurat seperti kapal kandas, nahkoda dan ABK harus tetap tenang serta menjadikan panduan keselamatan sebagai pedoman utama. “Jangan panik, gunakan alat komunikasi dengan baik, dan segera lakukan tindakan darurat yang diperlukan. Setiap awak kapal harus mengetahui langkah-langkah keselamatan dasar agar tidak menimbulkan risiko yang lebih besar,” tambahnya.
Kegiatan patroli dan himbauan keselamatan yang dilakukan KP. PENATA VI-1006 ini merupakan bagian dari upaya kepolisian perairan dalam menjaga kelancaran jalur pelayaran sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat pesisir. Dengan adanya kesadaran bersama, diharapkan aktivitas pelayaran di muara Jungkat dapat berjalan lancar, aman, dan terhindar dari potensi bahaya yang disebabkan oleh perubahan pasang surut maupun faktor kelalaian.
