
Mempawah – Perairan Muara Jungkat dikenal memiliki kondisi alur pelayaran yang cukup dinamis. Ketinggian air di kawasan ini setiap hari mengalami perubahan akibat faktor pasang surut, sehingga menuntut kewaspadaan ekstra dari nahkoda dan anak buah kapal (ABK) agar tidak mengalami insiden kandas.
Untuk mencegah terjadinya kapal kandas yang dapat menghambat arus keluar-masuk kapal lainnya, personel KP. Penata VI-1006 memberikan imbauan langsung kepada para nahkoda dan ABK. Dalam imbauannya, petugas meminta agar seluruh pengguna jasa pelayaran selalu memperbarui informasi perkiraan cuaca yang telah disediakan oleh BMKG, sekaligus memperhatikan debit air pasang dan surut sebelum berlayar.
Aipda Alex Danpal, personel KP. Penata VI-1006, menegaskan pentingnya pemahaman alur pelayaran di Muara Jungkat. “Nahkoda dan ABK harus selalu membangun komunikasi dengan petugas kepanduan, memperhatikan tabel debit air pasang surut, serta mematuhi aturan lalu lintas pelayaran. Hal ini untuk mencegah kapal kandas yang berpotensi menimbulkan kerugian besar dan mengganggu aktivitas pelayaran lainnya,” ujarnya.
Selain itu, petugas juga mengingatkan agar nahkoda memahami panduan keselamatan jika kapal terlanjur mengalami kandas. Dalam situasi darurat, kepanikan hanya akan memperburuk keadaan. Oleh karena itu, setiap awak kapal diimbau untuk:
- Menggunakan alat komunikasi darurat dengan cepat.
- Melakukan tindakan keselamatan sesuai prosedur.
- Mengikuti arahan kepanduan atau aparat terkait.
Kegiatan imbauan ini merupakan bagian dari patroli rutin Ditpolairud Polda Kalbar melalui KP. Penata VI-1006. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran nelayan dan pengguna jasa laut terhadap pentingnya memperhatikan kondisi alam, alur pelayaran, serta standar keselamatan maritim.
Dengan adanya sosialisasi berkelanjutan ini, diharapkan insiden kapal kandas di Muara Jungkat dapat diminimalisir, sekaligus menjaga kelancaran arus transportasi laut, keselamatan pelayaran, serta situasi perairan yang aman dan kondusif.